Rabu, 26 Juni 2013

TEORI BELAJAR (LEARNING)


Definisi Belajar
            Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen dan terjadi sebagai hasil dari latihan dan pengalaman. Secara umum pembelajaran disifatkan sebagai suatu proses perubahan yang berlaku akibat dari pengalaman individu yang bersangkutan. Belajar juga mengandung pengertian bukan disebabkan oleh karena maturasi atau efek biologis dan perilaku tidak selalu segera terlihat.

Classical Conditioning
            Merupakan suatu bentuk belajar dimana stimulus netral dipasangka dengan stimulus alami (unconditioned stimulus) untuk memunculkan respon yang dikondisikan (conditioned response) yang identik dengan respon alami (unconditioned response). Adapun terminologi dari classical conditioning sebagai berikut pada pecobaan Pavlov :
Ø  Unconditioned Stimulus (UCS)
Stimulus yang dapat mendatangkan respon tanpa melalui proses belajar/respon alami. Misalnya : Makanan
Ø  Unconditioned Response (UCR)
Respon yang tidak dipelajari yang merupakan respon alami terhadap UCS.
Misalnya : salivasi.
Ø  Conditioned Stimulus (CS)
Stimulus yang dipelajari yang bisa menghasilkan respon karena dipasangkan dengan UCS. Misalnya : bunyi lonceng.
Ø  Conditioned Response (CR)
Respon yang muncul karena CS. Misalnya : Salivasi karena CS.
            Kesimpulan dari percobaan diatas adalah penguasaan (acquistion) atau bagaimana organisme mempelajari sesuatu gerak balas atau respon dalam waktu tertentu. Lebih sering organisme itu mencoba, lebih kuat penguasaan tersebut. Dalam penggunaan bunyi lonceng menunjukkan bahwa sesuatu organisme yang telah terlazim dengan dikemukakan sesuatu rangsangan tak lazim (CS seperti lonceng) juga akan menghasilkan gerak balas lazim (CR keluar air liur) walaupun rangsangan berlainan atau hampir sama(nada lonceng). Dengan kata lain membuat generalisasi bahwa bunyi yang berlainan atau hampir sama diikuti dengan gerak balas (makanan). Didapati juga bahwa bila nada lonceng ditukar, anjing tetap mengeluarkan air liur. Ini menunjukkan bahwa organisme tersebut dapat membedakan atau mendiskriminasi antara rangsangan yang diberikan. Saat suatu rangsangan terlazim (lonceng), tidak diikuti dengan rangsangan tak terlazim (makanan), lama kelamaan organisme tidak akan bergerak balas sampai tingkat rangsangan semakin lama akan menjadi hilang atau adanya penghapusan (extinction).

Operant Conditioning
            Dipelopori oleh B.F. Skinner dan dipopulerkan juga oleh Thorndike (hukum belajar Law of Effect, Law Exercise, Law of Readiness). Pada buku pertamanya The Behaviour of organisms ditulis pada tahun 1938 yang menguraikan prinsip-prinsip utama operant conditioning. Operant Conditioning adalah apabila organisme menghasilkan sesuatu gerak balas karena organisme itu berperan (operating) yang menghasilkan konsekuensi dari lingkungan sekitarnya. Contohnya : seorang anak kecil yang mengemaskan tempat tidur jika dia tahu dia akan dibelikan permen. Adapun terminologinya :
Ø  Positive Reinforcement
Konsekuensi perilaku adalah positive sehingga merangsang munculnya perilaku yang sama dan respon akan memunculkan stimulus apetitive (menyenangkan). Hal ini dipengaruhi oleh timing dan konsistensi (jadwal pemeberian reinforcement) serta penguat (reinforcer) yaitu primary reinforcement and secondary reinforcement. Jadwal ini terbagi 2 kategori :
1.      Pemberian penguatan berdasarkan jumlah respon (rasio) dan pemberian penguat berdasarkan selang waktu (interval).
2.      Pemberian penguat dilakukan secara teratur (fixed/regular) atautidak teratur (variabel/irregular).
Berdasarkan Rasio :
Ø  Fixed Ratio :
1.      Kapan diberikan = setelah jumlah tertentu penekanan tombol.
2.      Akibat terhadap Jumlah Respon = frekuensi perilaku terjadi amat tinggi lalu pause sebentar setelah penguat diberikan.
Ø  Variabel Ratio :
1.      Kapan diberikan = setelah jumlah tak tentu penekanan tombol.
2.      Akibat terhadap Jumlah Respon = perilaku dengan frekuensi yang cukup tinggi dan konstan.
Berdasarkan Interval :
Ø  Fixed Interval
1.      Kapan diberikan = setelah jangka waktu tertentu.
2.      Akibat terhadap Jumlah Respon = frekuensi perilaku meningkat pada akhir jangka waktu dan rendah setelah peguat diberikan.
Ø  Variabel Interval
1.      Kapan diberikan = setelah jangka waktu yang tidak ditentukan.
2.      Akibat tehadap Jumlah Respon = perilaku terjadi dengan frekuensi rendah tapi konstan.
Ø  Shapping
Proses dimana kita berusaha secara terjadwal meningkatkan munculnya respon yang diinginkan dan memberikan penguat bila hal tersebut muncul. Strategi dari positive reinforcement behaviour yang secara berturut dilakukan untuk memunculkan perilaku yang diinginkan.

Ø  Negative Reinforcement
1.      Seseorang cenderung memunculkan suatu perilaku dan diberikan penguat (reinforcer) karena sesuatu yang negative akan hilang jika ia melakukan perilaku tersebut.
2.      Respon akan menghilangkan stimulus aversive (tidak menyenangkan).
3.      2 tipe conditioning yang berasal dari negative reinforcement :
1.      Escape Conditioning = perilaku operant conditioning karena dapat menimbulkan perilaku negativ. Contoh : seorang pria yang dikurung dikamar akan lebih memilih dimarahi tapi keluar dari kamar.
2.      Avoidance Conditioning = menghindari hal negativ dan memilih hal negatif lain. Contoh : seorang pria yang lebih memilih dikamar.


Ø  Punishment
·         Suatu konsekuensi negative yang mengarah pada pengurangan frekuensi perilaku yang menyebabkan munculnya punishment.
·         Respon yang muncul akan menimbulkan stimulus aversive (tidak menyenangkan).
·         Contoh : anak yang tidak membantu ibu tidak diizinkan bermain bola.
·         Bahaya pemebrian hukuman :
1.Hukuman menjadi penguat bagi si pemberi hukuman untuk tetap memberikannya.
2.Memberikan efek inhibisi/menghilangkan yang digeneralisasikan pada semua hal yang berhubungan dengan sumber yang menyebabkan hukuman.
3.Hukuman dalam bentuk kritik justru menyebabkan perilaku sering dimunculkan karena si anak menjadi pusat perhatian.
4.Kadang hukuman tidak menjelaskan sebenarnya perilaku seperti apa yang diinginkan.sering kita tidak tahu bahwa perilaku yang dimunculkan hanyalah mekanisme pertahanan diri.
·         Petunjuk dalam memberikan hukuman :
1.Hindarkan hukuman fisik.
2.Sertakan juga (jelaskan) [erilaku seperti apa sebenarnya yang diinginkan.
3.Hukum perbuatannya, bukan individu
4.Jangan memebrikan hukuman dan pujian pada perilaku yang sama.
5.Konsisten dengan hukuman.

Perbedaan Operant dan Classical
1.      CC mencakup asosiasi dua stimuli, OC adalah asosiasi antara respon dan konsekuensi yang dihasilkan.
2.      CC biasanya meliputi refleks-refleks, perilaku yang tidak disengaja yang dikontrol oleh sistem saraf otonomi. OC lebih kepada perilaku yang kompleks yang diatur oleh sistem saraf simpatis.
3.      Bagaimana stimulus membuat pengkondisian terjadi yaitu UCS dalam CC dan reinforcing stimulus dalam perilaku sendiri bersifat independen (bisa tidak bereaksi sama sekali). Pada OC, konsekuensi penguatan diberikan hanya jika respon yang dikondisikan terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar