Definisi Belajar
Belajar
adalah perubahan perilaku yang relatif permanen dan terjadi sebagai hasil dari
latihan dan pengalaman. Secara umum pembelajaran disifatkan sebagai suatu
proses perubahan yang berlaku akibat dari pengalaman individu yang
bersangkutan. Belajar juga mengandung pengertian bukan disebabkan oleh karena
maturasi atau efek biologis dan perilaku tidak selalu segera terlihat.
Classical Conditioning
Merupakan suatu
bentuk belajar dimana stimulus netral dipasangka dengan stimulus alami (unconditioned stimulus) untuk
memunculkan respon yang dikondisikan (conditioned
response) yang identik dengan respon alami (unconditioned response). Adapun terminologi dari classical
conditioning sebagai berikut pada pecobaan Pavlov :
Ø Unconditioned Stimulus (UCS)
Stimulus yang dapat mendatangkan respon tanpa melalui
proses belajar/respon alami. Misalnya : Makanan
Ø Unconditioned Response (UCR)
Respon yang tidak dipelajari yang merupakan respon alami
terhadap UCS.
Misalnya : salivasi.
Ø Conditioned Stimulus (CS)
Stimulus yang dipelajari yang bisa menghasilkan respon
karena dipasangkan dengan UCS. Misalnya : bunyi lonceng.
Ø Conditioned Response (CR)
Respon yang muncul karena CS. Misalnya : Salivasi karena
CS.
Kesimpulan dari
percobaan diatas adalah penguasaan (acquistion) atau bagaimana organisme
mempelajari sesuatu gerak balas atau respon dalam waktu tertentu. Lebih sering
organisme itu mencoba, lebih kuat penguasaan tersebut. Dalam penggunaan bunyi
lonceng menunjukkan bahwa sesuatu organisme yang telah terlazim dengan
dikemukakan sesuatu rangsangan tak lazim (CS seperti lonceng) juga akan
menghasilkan gerak balas lazim (CR keluar air liur) walaupun rangsangan
berlainan atau hampir sama(nada lonceng). Dengan kata lain membuat generalisasi
bahwa bunyi yang berlainan atau hampir sama diikuti dengan gerak balas (makanan).
Didapati juga bahwa bila nada lonceng ditukar, anjing tetap mengeluarkan air
liur. Ini menunjukkan bahwa
organisme tersebut dapat membedakan atau mendiskriminasi antara rangsangan yang
diberikan. Saat suatu rangsangan terlazim (lonceng), tidak diikuti dengan
rangsangan tak terlazim (makanan), lama kelamaan organisme tidak akan bergerak
balas sampai tingkat rangsangan semakin lama akan menjadi hilang atau adanya
penghapusan (extinction).
Operant Conditioning
Dipelopori oleh
B.F. Skinner dan dipopulerkan juga oleh Thorndike (hukum belajar Law of Effect,
Law Exercise, Law of Readiness). Pada buku pertamanya The Behaviour of
organisms ditulis pada tahun 1938 yang menguraikan prinsip-prinsip utama
operant conditioning. Operant Conditioning adalah apabila organisme
menghasilkan sesuatu gerak balas karena organisme itu berperan (operating) yang
menghasilkan konsekuensi dari lingkungan sekitarnya. Contohnya : seorang anak kecil yang mengemaskan
tempat tidur jika dia tahu dia akan dibelikan permen. Adapun
terminologinya :
Ø Positive Reinforcement
Konsekuensi perilaku adalah positive sehingga merangsang
munculnya perilaku yang sama dan respon akan memunculkan stimulus apetitive
(menyenangkan). Hal ini dipengaruhi oleh timing dan konsistensi (jadwal
pemeberian reinforcement) serta penguat (reinforcer) yaitu primary
reinforcement and secondary reinforcement. Jadwal ini terbagi 2 kategori :
1.
Pemberian penguatan berdasarkan
jumlah respon (rasio) dan pemberian penguat berdasarkan selang waktu
(interval).
2.
Pemberian penguat dilakukan
secara teratur (fixed/regular) atautidak teratur (variabel/irregular).
Berdasarkan Rasio :
Ø Fixed Ratio :
1. Kapan diberikan = setelah jumlah tertentu
penekanan tombol.
2. Akibat terhadap Jumlah Respon = frekuensi
perilaku terjadi amat tinggi lalu pause sebentar setelah penguat diberikan.
Ø Variabel Ratio :
1. Kapan diberikan = setelah jumlah tak tentu
penekanan tombol.
2. Akibat terhadap Jumlah Respon = perilaku
dengan frekuensi yang cukup tinggi dan konstan.
Berdasarkan Interval :
Ø Fixed Interval
1. Kapan diberikan = setelah jangka waktu
tertentu.
2. Akibat terhadap Jumlah Respon = frekuensi
perilaku meningkat pada akhir jangka waktu dan rendah setelah peguat diberikan.
Ø Variabel Interval
1. Kapan diberikan = setelah jangka waktu
yang tidak ditentukan.
2. Akibat tehadap Jumlah Respon = perilaku
terjadi dengan frekuensi rendah tapi konstan.
Ø Shapping
Proses dimana kita berusaha secara
terjadwal meningkatkan munculnya respon yang diinginkan dan memberikan penguat
bila hal tersebut muncul. Strategi dari positive reinforcement behaviour yang
secara berturut dilakukan untuk memunculkan perilaku yang diinginkan.
Ø Negative Reinforcement
1.
Seseorang cenderung memunculkan
suatu perilaku dan diberikan penguat (reinforcer) karena sesuatu yang negative
akan hilang jika ia melakukan perilaku tersebut.
2.
Respon akan menghilangkan
stimulus aversive (tidak menyenangkan).
3.
2 tipe conditioning yang
berasal dari negative reinforcement :
1.
Escape Conditioning = perilaku
operant conditioning karena dapat menimbulkan perilaku negativ. Contoh :
seorang pria yang dikurung dikamar akan lebih memilih dimarahi tapi keluar dari
kamar.
2.
Avoidance Conditioning =
menghindari hal negativ dan memilih hal negatif lain. Contoh : seorang pria
yang lebih memilih dikamar.
Ø Punishment
·
Suatu konsekuensi negative yang
mengarah pada pengurangan frekuensi perilaku yang menyebabkan munculnya
punishment.
·
Respon yang muncul akan
menimbulkan stimulus aversive (tidak menyenangkan).
·
Contoh : anak yang tidak
membantu ibu tidak diizinkan bermain bola.
·
Bahaya pemebrian hukuman :
1.Hukuman menjadi penguat bagi si pemberi
hukuman untuk tetap memberikannya.
2.Memberikan efek inhibisi/menghilangkan
yang digeneralisasikan pada semua hal yang berhubungan dengan sumber yang
menyebabkan hukuman.
3.Hukuman dalam bentuk kritik justru
menyebabkan perilaku sering dimunculkan karena si anak menjadi pusat perhatian.
4.Kadang hukuman tidak menjelaskan
sebenarnya perilaku seperti apa yang diinginkan.sering kita tidak tahu bahwa
perilaku yang dimunculkan hanyalah mekanisme pertahanan diri.
·
Petunjuk dalam memberikan
hukuman :
1.Hindarkan hukuman fisik.
2.Sertakan juga (jelaskan) [erilaku seperti
apa sebenarnya yang diinginkan.
3.Hukum perbuatannya, bukan individu
4.Jangan memebrikan hukuman dan pujian pada
perilaku yang sama.
5.Konsisten dengan hukuman.
Perbedaan Operant dan
Classical
1. CC mencakup asosiasi dua stimuli, OC
adalah asosiasi antara respon dan konsekuensi yang dihasilkan.
2.
CC
biasanya meliputi refleks-refleks, perilaku yang tidak disengaja yang dikontrol
oleh sistem saraf otonomi. OC lebih kepada perilaku
yang kompleks yang diatur oleh sistem saraf simpatis.
3. Bagaimana stimulus membuat pengkondisian terjadi yaitu UCS dalam CC
dan reinforcing stimulus dalam perilaku sendiri bersifat independen (bisa tidak
bereaksi sama sekali). Pada
OC, konsekuensi penguatan diberikan hanya jika respon yang dikondisikan
terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar